OtomotifZone.com-Jogjakarta. Era balap injeksi masih benar-benar jadi mainan baru mekanik tanah air. Namanya mainan baru,ya sebelas-dua belas sama pacar baru, apa bini baru. Ehm… bikin penasaran. Kelewat banyak yang harus dieksplorasi dibanding ‘bini lama’, mesin karburator.
Tapi terkadang mekanik menganggap kelewat nyaman mesin injeksi. Gimana enggak nyaman, karena semua kebutuhan mesin sudah diprogram. Jumlah bensin yang harus disemprot setiap siklusnya sampai pengaman ketika mesin mencapai suhu kritis. Itu semua karena mesin injeksi dilengkapi sensor cukup banyak. Ibaratnya, bini baru pakai gadget, bini lama pakai surat hehe..
Awal perkembangan mesin injeksi, peran sensor belum kelihatan banget. Masalahnya potensi power mesin saat itu belum dieksplorasi maksimal. Tetapi kini mesin-mesin itu sudah mendekati puncaknya. Seperti yang pernah ditulis OTOMOTIFZONE jauh-jauh hari, potensi mesin khususnya kelas 150 cc ada dikisaran 30 dk. Saat ini, beberapa tim besar sudah mendekati angka itu. Kesalahan sekecil apapun tidak bisa ditolelir.

Kejadian tidak mengenakkan pernah terjadi di tim Trijaya. Mesin meleduk tiba-tiba. Padahal mesin garapan Harris Sakti ini terkenal awet. Setelah diselidiki kesalahannya di.. sensor! ECU lama mesin Honda ini awalnya diambil dari mesin Yamaha yang sudah ketemu base map-nya. ECU lama hanya ketemu seputar 28 dk. Saat ujicoba ECU baru setelah lebaran kemarin, power mesin bisa ditingkatkan lagi mendekati 30 dk. Tim pun percaya diri bisa meraih kemenangan.
Sayangnya, sensor ECU Yamaha tidak sesuai dengan ECU baru. “Saya butuh waktu setahun untuk kalibrasi sensor-sensor,” kata Waskita Ngubaini, alias Merit dari MRT, Solo. Merit merasakan sendiri susahnya mencangkok ECU Kawasaki ke Yamaha Z1 kala itu.
penulis : Nometo Izaku | Photo : Dok OZ