OtomotifZone.com-Sumedang. Hampir kebanyakan orang akanĀ bingung ketika hadir dievent balap lurus 201 meter, kenapa bisa…??? ya pasti iyalaaah… sebab punya pasal…dari cara berpakaian saat race memang sangat jauh berbeda dengan cabang balap lainnya.
Roadrace yang selalu menggunakan Wearpack kulit nan safety, Grasstrack dan MX dengan uniform yang mentereng dengan glamornya sponsor dan nama pembalap, itu sangat langka dijumpai saat menyaksikan dragbike.
Justru disitulah uniknya balap dragbike tanah air. Tak terkecuali pembalap pemalu satu ini. Asep Robot namanya. Sebelum mengenal lebih dekat denger nama robot orang berfikir berbadan kekar nan wibawa, ternyata eh ternyata, pembalap asal Cimanggu Parakan Muncang Sumedang ini ternyata sangat pemalu dan harus dipaksa kalau diajak ngobrol serius. Hal itu dijumpai saat akan dilakukan wawancara karena doi menjadi juara umum ajang Agung Laksana Dragbike Open 2o15 Rabu minggu lalu (14/5) di sirkuit Lingkar Wado Sumedang.

Pembalap yang baru berulang tahun ini bergabung diteam Bill Speed Trubute to Cendy Gery Feat Wahana Baru Bandung menyabet juara umum hasil dari penggabungan point dari 3 kelas Matic Tu s.d 155 cc, Matic TU s.d 200 cc dan Matic TU Frame Std s.d 200 cc dimana pembalap kurus tinggi ini bercokol diposisi teratas di 3 kelas tersebut, seperti Eko Kodok, tentunya Robotpun mendapat ganjaran hadiah sepeda motor dari panitia.
“Alhamdulillah sayaĀ bisa menjadi juara umum dikelas Matik ini, sayang sirkuitnya cuma 1 line dan nanjak dan bumpy pula, jadi saya harus hati-hati apalagi pagar pembatas penonton sangat tidak layak dan berbahaya sekali, semoga lain waktu jangan begini biar kita balap juga bisa gaspoll”, harap Asep Robot.

Hal senada juga disampaikan sang empunya team Faisal Harahap,“seharusnya sebelum penyelenggaraan panitia harus mempersiapkan sirkuit seaman mungkin, baik lintasan dan paddock, ini 1 jalur juga sudah bikin repot pembalap dan mekanik, mana pagarnya pake betis penonton pula, semoga kedepan sirkuit ini jangan dipakai lah, kecualiĀ untuk latihan sih mungkin okey aja,” paparnya diamini Popo dari Wahana Baru Bandung.
Memang Faktor keamanan, kenyamanan baik sirkuit dan paddok jauh dari standar yang diharapkan, semoga kedepannya bisa lebih baik dan tentunya harus cari sirkuit yang lebih layak. Event kemaren juga menjadi ajang berkabung atas meninggalnya Cendy Gery Dragbike yang tutup usia karena mengalami kecelakaan saat seting mesin.

Kalau ada pepatah “tak ada rotan akarpunĀ jadi, kayaknya tidak berlaku didunia otomotif, tidak boleh pake rotan lebih baik pakai pagar BRC. š
Penulis : Edi Batrawan|Photo : Edmol