jangan Remehkan Lady Racer

8843

OtomotifZone.com – Bandung. Sirkuit Brigif Kujang II Cimahi menjadi saksi pertarungan seru pembalap wanita, kemarin Sabtu (25/02), Sherly Resminar selaku inisiator perkumpulan pembalap wanita ‘Lady Racer’ memiliki keinginan penyelenggara bisa menyediakan kelas tambahan khusus wanita.

“Jadi dalam satu event kita tidak hanya balap dalam satu kelas saja,” kata Resminar.

Tanpa disadari, data menunjukan bahwa jumlah pembalap wanita di Jawa Barat bertambah begitu signifikan pertahunnya. Dalam kompetisi final race Sumber Production Trijaya Open Road Race Championship 2017, sebanyak 27 starter pembalap wanita bertarung disatu kelas 115cc khusus wanita.

Berdasarkan data tersebut, wajar saja bila para penerus Kartini dibidang otomotif memiliki keinginan kelas tambahan, “Mungkin bisa ditambahkan kelas 130cc khusus wanita,” kata pembalap wanita yang tidak ingin disebutkan namanya. Kita semua harus peka terhadap fenomena ini demi keadilan dan kesetaraan.

Raya Kitty raja dikelas Wanita
Raya Kitty raja dikelas Wanita

Bila kita putar jarum sejarah, sebelum adanya kelas wanita diajang balap motor road race, pembalap wanita berada dalam satu lintasan dengan pembalap pria. Pembalap wanita senior seperti Indrie Berbie, Raya Kitty dan Sabrinah Sameh merasakan betul perjuangan pembalap wanita agar bertahan dilintasan.

Daftar Pembalap Wanita Berprestasi

  • Kintan Marry, Silvia Deple, Ayatusypa, Pipin Cikal, Destya Iskandar, Eca Sabana, Raya Kitty, Indrie Berbie dan Sabrina Sameh

Sejarah Perkumpulan Lady Racer

Tepatnya pada bulan Januari 2016 dibentuklah perkumpulan Lady Racer, yang bertujuan untuk memperat silaturahmi dan meningkatkan kekompakan antar pembalap wanita.

Lady Racer saat ini bukan hanya tampil di kompetisi road race saja, tetapi pada kompetisi grasstrack dan drag bike, mereka juga berdiri di grid lintasan balap.

Perjuangan kaum wanita dibalapan sudah semakin ramai, apa yang menjadi keinginan mereka belum terkabul.

Jadi teringat kata Kartini Fuji Astuti, penulis buku Pengantin Mesin, kurang lebih begini bunyinya ‘Jika Kartini hari ini hidup lagi, saya tak yakin dapat berdiri tegap dihadapannya’.

Penulis : Lukman Bauk | Photos : Lukman Bauk | Editor : Jody Rusli