Transponder Kalah Sama Pembalap Nyelonong

2890

dewa

OtomotifZone.com-Sidrap, Sulsel. Kecanggihan transponder didunia racing sudah mulai dipake sejak medio 90-an di Indonesia. Kehadiran alat ini sangat membantu sekali dalam urusan akurasi waktu dan kecepatan.

Siapa yang sampai duluan itulah yang tergambar jelas di monitor petugas pengawas disamping garis start-finish.

Kecanggihan alat ini sedikit mendapat ujian ketika event RMS YCR seri 2 sirkuit permanen RMS Land Rappang- Sidrap sirkuit pertama di sulsel  yang digelar Malam Sabtu (29/6) kemaren. Kecanggihan transponder justru menjadi masalah saat final MP 4 Itoh H.B nomer start 25 tau-tau mengaku menjadi juara 5 ketika hasil race dikeluarkan Sekertaris Lomba, padahal  entri yang keluar dari seklom adalah hasil yang didapat dari sensor tranponder dengan hasil juara 1 sampai 5 adalah Syahrul Amin, Urfan Farid, Fahri Zandy, Awhin Sanjaya dan A Dewangga R dan nama Itoh H.B nongol diurutan 19 sesuai hasil yang dikeluarkan transponder.

Proses scuutineering berlangsung seperti biasa yang masuk pemeriksaan adalah  juara 1 sampai 5 serta juara 6 sebagai cadangan kalau ada diskualifikasi.  Proses scruut beres sambil menunggu protes dan pengumuman hasil lomba team Itoh keberatan karena mengaku dia yang menjadi juara 5 bukan orang lain. Nahhh…  benang kusut mulai dari sini.

panitia disibukan dengan mencari informasi demi sebuah kebenaran, selidik punya selidik ternyata Itoh H.B tidak memasang transponder sejak dari paddock, karena ketika Arie Banda cek  Okie yang bertugas di  Paddock transponder jatah doi masih ditangan petugas. weewwwww….

Lupa masang, buru-buru atau pembalap sengaja tidak masang karena balap malam???? pertanyaan ini menjadi polemik team dan pembalap yang menyaksikan adegan aneh bin lucu.

IMG_1750 copy

“saya dan crew timing system cek ternyata pembalap tersebut emang tidak pake transponder, padahal dia ikut dikelas lain selalu pasang, kenapa? kami merasa gak enak dan takut ada efek negatif kalau transponder itu tidak ada artinya, jelas-jelas hasil yang kami keluarkan adalah sesuai hasil yang kami keluarkan berdasarkan alat baca komputer”, jelas Arie  Banda dari Hotslap timing system  merasa gak enak.

 

multazamKusutnya kasus ini membuat Ir. Multazam menyelidiki kasus demi kasus, ” memang ini ada kesalahan dari panitia, ini menjadi bahan evaluasi kami kedepan, tapi kami juga sudah mengantisipasinya dengan memakai 3 orang lap score untuk jaga-jaga kalau ada masalah di transponder mati atau eror, setelah kami analisa memang anak itu tidak pake transponder, saya juga tidakmenyalahkan transponder karena memang pembalap tidak pasang, makanya kami memutuskan hasil lomba MP 4 berdasarkan laporan manual dari petugas kami dilapangan dan setelah konsultasi dengan juri, akhirnya Petugas Juri memutuskan, data yang kami ambil adalah data manual, memang keputusan ini tidak akan memuaskan semua pihak, tapi ini kenyataan dilapangan, pasti ada yang senang dan juga sebaliknya, tapi kami tidak memungkiri  hasil nyata yang ada dilapangan”.

Pernyataan sang COC dipertegas oleh Eddy Horison sang Kabid R2 PP IMI ketika OZ konfirmasi menjelaskan ” memang itu kesalahan pembalap, tapi pemimpin lomba berhak memutuskan sesuai hasil yang didapat dari laporan manual lap score ketika transponder tidak bekerja maksimal setelah di setujui dan diputuskan juri, tapi pembalap juga tidak kena sangsi”.

Amri selaku owner team Amri Motor Gowa dimana A Dewangga bernaung di event ini  merasa sangat dirugikan dengan keputusan ini ” kami tidak menuntut yang muluk-muluk, tapi kami  hanya menuntut ketegasan panitia, masa ada aturan semua pembalap harus pakai transponder ko si Itoh tidak pake dan ngaku juara dan di setujui, aneh amat ini balap” .

Naaaah… mengacu dari kejadian diatas….banyak hal positif yang bisa kita ambil. Semua pelaku harus mentaati segala aturan yang sudah ditetapkan  panitia dan juklak yang dibikin.

Intinya… Mari kita junjung tinggi SPORTIFITAS dalam hal apapun…..

Penulis : Edi Batrawan  | Foto : Edi Batrawan