OtomotifZone.com-Bandung. Era kejayaan grasstracker Jawa Barat setelah mundurnya ikon pembalap garuk Jabar sekelas F Chimon yang mencatat sejarah menjadi juara nasional 3 kali, Chikal Faisal, Iwan dan Tomy MJ, Bebeto, Sandy Irawan dan pembalap lainnya, Jawa Barat seperti ketinggalan gerbong pesta pora dan euforia kemenangan ditingkat nasional beberapa tahun ini, kenapa…?
Menelisik lebih dalam kenapa bisa terjadi, team OZ sengaja menyambangi langsung gelaran Kejurda GTX putaran 1 2024 yang usai digelar Minggu kemaren (25-26/5/24) di sirkuit Jati 2 Ancol Cineam kabupaten Tasikmalaya, kepo dikit-dikit, bincang tipis tipis dengan pembalap saat senggang maupun jelang race, dan menjadi satu rangkaian dengan kesimpulan yang mengereucut, para pembalap garuk tanah Jawa Barat menginginkan standard sirkuit kelas kejurnas atau seperti sirkuit JC supertrack yang viral.

Dadan KR, grasstracker potensial Jawa Barat
Alasan mengaja semua diutarakan, rata-rata para pembalap mengeluhkan kondisi sirkuit yang kurang memadai jika para grasstracker Jabar bisa berbicara ditingkat nasional, sebagai salah satu bukti ajang Kejurda seri perdana kemaren, digelontorkanya hadiah gede juga tujuan awal ingin memacu semangat pembalap GTX Jabar, namun dikelas open atau Pro, tetap pembalap non Jabar yang menguasai podium tertinggi, pembalap Jabar harus rela berada dibelakangnya.
“Kalau bisa sirkuitnya lebar dan panjang, kadang bahaya jika terlalu sempit, bermanuver juga serba terbatas, geber motor juga tidak maksimal”, jelas Dadan KR.

Ryan Meong
kalimat hampir senada juga terlontar dari Rian Meong, “Balap di Jabar dan Jateng sangat berbeda, di Jateng sirkuitnya panjang dan lebar, sehingga kita pembalap bisa gaspol, mesin, skil dan fisik kita juga semakin terasah, susah jika tracknya sempit ya susah berkembangnya”.
Adi Ceto, salah satu grasstracker senior Jabar yang sering turun dievent nasional dan di Jawa dengan skala nasionalpun berkomentar, “saya siih dan mungkin teman-teman grasstrack Jabar lainnya sangat menginginkan di Jawa Barat sirkuit yang panjang dan juga lebar, sehingga balapnya bisa maksimal, contoh yang bisa ditiru sirkuit JC Supertrack, sangat ideal jika kita ingin bisa maksimal, motor bisa digeber maksimal, skill kita bisa dimaksimalkan dan kita bisa mengukur fisik kita juga, kalau seperti ini terus kita hanya menjadi jagoan di kandang”.
Kurang afdol dong jika hanya pembalap saja yang dikepoin, Dudih Anune sebagai ketua komisi GTX IMI Jabar juga memberi jawaban dan tanggapan mengenai hal tersebut saat penulis berbicara tentang keluhan dan keinginan pembalap grasstrack tentang sirkuit, ” iya betul, kita harus diskusi dengan pelaku GTX di Jabar, sekelas Pak Yoyon kalau mau buat lagi sarana sirkuitnya harus yg sangat mendukung dan lebih seperti yang diinginkan pembalap agar prestasinya makin menonjol”.

Adi Ceto grasstracker senior Jabar
Benang merahnya memang sudah sedikit terurai dari kaca mata pembalap, tinggal pendekatan regulator dan pelaku atau club penyelenggara atau promotor GTX di Jabar, siapkah merencanakan sebuah event dengan tata kelola dan layout sirkuit yang minimal mendekati standar kejurnas atau JC Supertrack, jika Jawa Barat kembali bersinar diajang nasional..???.
Biar lebih afdol, team juga bertanya ke salah satu icon GTX Jabar F Chimon, apa komen setelah pensiun dari GTX, prestasi pembalap Jabar turun, dimana keluhan pembalap sekarang sirkuitnya gak kaya di jawa?, dengan detail penguasa muda bidang agro ini menuturkan, “Ya bener om keluhan masalah sirkuit bukan hanya sekarang om, Jabar kalah dari segi sirkuit dari dulu om, bahkan Jabar kalah dari segi latihan, anak-anak Jateng dan Jatim latihanya pakai motor SE, sedangkan di Jabar hanya beberapa pebalap yang latihan pakai SE, sangat disayangkan penurunan prestasi di kejuaran nasional gtx om, padahal banyak pembalap dan team Jabar yang sebenernya mampu untuk bersaing dan berprestasi dikejurnas, mudah-mudahan ditahun ini Jabar bisa berprestasi lagi di kejuaran paling bergensi di PON Aceh, aminn”.

“Mudah-mudahan IMI Jabar dan promotor terus meningkatakan kualitas event dan sirkuit di Jawa Barat om, untuk meningkatkan prestasi anak-anak Grasstrack Jabar”, tambahnya.
Tentunya bukan hanya sirkuit, sarana pendukung lainnya juga harus dipikirkan dan diperhitungkan, selain akses masuk, tata kelola paddock, lahan parkir dan kebutuhan lainnya harus saling mendukung.
Ayo Jabar pasti bisa…